Kamis, 24 Maret 2016

Switzerland

Ketika membaca lomba dengan pertanyaan seperti ini, "Dalam waktu 10 tahun ke depan, negara mana saja yang ingin kamu kunjungi?" Langsung saja terbesit mimpiku.

     Dulu ketika pelajaran sejarah tentang perang dunia terjadi, hanya Swiss satu-satunya negara yang berada di tengah-tengah negara yang sedang berperang. Bisa dibayangkan kan betapa menegangkan kondisinya saat itu?

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://i0.wp.com/cagakurip.com/wp-content/uploads/2015/12/Switzerland-Map.png&imgrefurl=http://cagakurip.com/welcome-to-switzerland-bern/&h=901&w=1600&tbnid=jnrysiz6VMcF9M:&docid=U7XTLe9BMCRe_M&ei=Krf0VvL9AcLH0gTnzrLoDQ&tbm=isch&ved=0ahUKEwjyuvT--NrLAhXCo5QKHWenDN0QMwghKAEwAQ     Karena aku bersekolah di bidang kesehatan, aku cukup terkagum ketika mendapati bahwa di Zurich, Swiss pernah menjadi kota dengan penduduk tersehat pertama di dunia. WWaaawwww gitu pikirku.. Setelah mendapti hal tersebut, ternyata Swiss adalah negara pertama pencetus terbentuknya Palang Merah Internasional. Maka dari itu, lambang PMI adalah kebalikan dari bendera Negara Swiss.

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://thewealthwatchman.com/wp-content/uploads/2014/11/Swiss-alpine-view.jpg&imgrefurl=http://thewealthwatchman.com/how-would-you-feel-as-a-swiss-or-german-citizen-if-youd-witnessed-this/&h=768&w=1152&tbnid=ADKyQkGBXpqsaM:&docid=GPjtfpBxww2n-M&ei=v7f0VpLyAYeq0gS48peYCw&tbm=isch&ved=0ahUKEwjSzfrF-drLAhUHlZQKHTj5BbMQMwgtKA0wDQ     Negara yang super multikultural ini menggunakan empat bahasa resmi, yaitu Perancis, German, Italia, dan Romansh. Sebagai negara terkecil di lingkungan sekitarnya ga menjadikan Swiss negara yang kekurangan. Justru biaya hidup di Swiss jauh lebih mahal dari di Perancis lhohh. Negara di sekitar Pegunungan Alpen ini terkenal dengan produk jam buatannya, coba hayo sebutin ada berapa merk jam yang berasal dari Swiss? Selain jam, negara dengan mata uang CHF(Swiss French) itu juga terkenal sebagai negara penghasil coklat dan peternak sapi. Beda tipis kan dengan Indonesia hehehehe. Taukah kalian bahwa Swiss itu juga merupakan negara yang lebih mengutamakan sekolah perhotelan? Banyak universitas-universitas ternama di Swiss yang membuka jurusan perhotelan. Bagi kalian yang suka perhotelan, mungkin bisa mencari beasiswa di Swiss.

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_b00YA2yXQmljoNIM7rTSMQGv8b7a6ST2lNjWpD0jIUDNUXvTZlujY1hEY3ySzCDIuVyb1TFM6LNQeXB53vs_ti5gZNEeHqUp8iUHuyAb0_gTonqVyMztoG34jvPh8qX1ylngvXOBKpA/s1600/capture-20150210-194211.png&imgrefurl=http://satupedang.blogspot.com/2015/02/sejarah-pembuatan-menara-eiffel.html&h=636&w=965&tbnid=VsbjsLPq8Nb3SM:&docid=oxr6Uh6RkdLXCM&ei=TsD0VoSEBqKvmAXQ9JPICA&tbm=isch&ved=0ahUKEwiE497agdvLAhWiF6YKHVD6BIkQMwgnKAcwBw     Segala hal tentang Swiss menjadikan hariku lebih semangat setiap saat. Setiap aku menemukan benda-benda yang berbau Swiss langsung saja kubeli. Aku sangat berharap bisa mengunjungi Swiss. Hanya Swiss mimpiku. Maka dari itu aku mulai mempelajari Bahasa Perancis. Mengapa Perancis? Pasti pertanyaan itu langsung muncul. Karena aku juga menyukai Perancis. Negara tetangga Swiss yang mempunyai ikon menarik dan sangat terkenal yaitu, Menara Eiffel di Paris, Perancis. Jadi setidaknya ketika aku berhasil mengunjungi Swiss, itu berarti aku juga harus mengunjungi Perancis. Salam
semangat menggapai mimpi. Swiss tunggulah aku di 10 tahun mendatang.

     Ijinkan aku memperkenalakan diriku dalam Bahasa Perancis..
 Bonjour Madame, Mademoiselle, Monsieur !
Je me presente: Je m'appelle Tina Chan, j'ai 19 ans. Je nee a Solo, je suis Indonesian. Je parle Indonesien, Anglaise, et en peu de Francais. Mon reve, Je voudrais etudiant a Paris et je voudrais habiter a Suisse. Parce qui je t'aime Suisse.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba #WorthyStory bersama IDNtimes.com 

Senin, 21 Maret 2016

1/4 abad

     Ketika matahari sudah mulai meredupkan cahayanya, aku segera mengambil tas ransel kecil yang tergeletak di sudut meja kerjaku dan selekasnya berlari menuju kos. Mencampakkan tubuh ini ke dalam keindahan sebuah kasur. Sudah tak sanggup lagi aku menopang punggungku hari ini, keletihan melanda ketika hari mulai petang dan pekerjaanku masih menumpuk di atas meja. Sudah terbayangkan dalam benakku bagaimana rasa nikmatnya kasur kesayanganku di kota rantau ini.

"huhuuuhuhuuuuu.."
kulirik segala sudut ruangan kos ku yang mulai mencekam ketika matahari terbenam. Tersentak aku melihat Vebri menangis di sudut kos ku yang begitu kecil ini sembari memegang selembar kertas emas ditangannya.

     Hampir tak pernah kulihat Kak Vebri menangis lama dan tersedu-sedu. Selama 2 tahun tinggal 1 kos, tak pernah sedikitpun kulihat dirinya meneteskan air mata. Hingga hari ini kejadian yang tak pernah ku duga sebelumnya. Bingung apa yang harus kulakukan kini.

     Aku mulai melangkah mendekatinya sambil membawa segelas air putih untuk sekadar menenangkannya. Sedikit kuintip apa yang ada dibalik secarik kertas keemasan itu.

"Ini diminum dulu kak airnya, udah yang sabar kak.." ucapku sambil menyodorkan segelas air putih di depannya tanpa kutahu apa sebabnya Kak Vebri menangis. Setelah lama tanganku yang membawa gelas itu terulur tanpa adanya sambutan dan tangisannya pun tak kunjung mereda. Akhirnya ku beranikan diriku menepuk pundaknya perlahan sambil menenangkannya.

"Udah kak, udah... nangis itu tidak menyelesaikan masalah," kataku. Bukannya reda, Kak Vebri justru makin sesenggukkan. Bingung sudah aku dibuatnya. Ku tunggu dia hingga lelah meringkuk dalam tangis sendunya.

"Chann.." ucapnya lirih.

"Ya kak?" sahutku sambil kembali menyodorkan segelas air putih yang masih penuh kedepannya. Akhirnya Kak Vebri meminum sedikit air itu dan memulai fase menenangkan diri.

"Kak Vebri kenapa nangis?" tanyaku kembali dalam keheningan kos malam itu.

"Kamu tak kan pernah tau apa yang kurasakan, karena kamu belum pernah mengalaminya. Waktumu masih panjang, mungkin saja pergaulanmu bisa meluas," katanya ditengah isakan tangis.

"Itu surat apa kak?" tanyaku polos

"Bacalah," kata Kak Vebri sembari mengulurkan surat keemasan yang dari tadi digenggamnya erat sambil menangis tersedu-sedu.

Alis ku terangkat keatas ketika ku baca kata pertama dengan huruf yang paling besar diantara deretan huruf lainnya. U N D A N G A N

Huruf - huruf selanjutnya Sulistyo dan Yuni beserta foto kedua wedding kedua mempelai menghiasi sampul depan surat keemasan itu. Minggu, 20 Maret 2016 di Gedung Wanita Pukul 10.00 WITA-selesai

"Undangannya kenapa kak?" tanyaku penuh kepolosan.

Hening sesaat. Entah apa yang terlintas dipikiran wanita yang kini menginjak usia 25 tahun. Wanita matang dan punya karier yang tak perlu diragukan lagi.

"Dia mantan kakak?" Tanyakuu ragu - ragu sambil menunjuk foto Sulistyo dalam undangan itu. Bingung apa yang harus aku perbuat dan katakan. Ku putar semua isi otakku untuk menerka apa yang sedang terjadi.

"Bukan," jawabnya dalam suasana yang masih sendu.

"Terus kenapa Kak Vebri nangis?" tanyaku bingung sebenarnya apa sih masalahnya hingga begini.

Sabtu, 12 Maret 2016

Padang, West Sumatera


      When I was travelling in Padang, West Sumatera last Januari, I think Padang is a beautiful city with two dominan culture. One of little Chinnese culture and one of big Minangkabau culture. Before I went to travelling, I search anything about Padang and Minangkabau. There is many beautiful place for you to rest and take some picture. I was very exited to can visit in Sumatera. I'm from Central Java and I will around to my country, Indonesia.

     Padang, West Sumatera hit by a 7.8 magnitude earthquake in the year 2009. Almost all of the existing buildings collapsed and it was a potential tsunami earthquake. So, to celebrate the earthquake of 2009, the monument was built earthquake in Padang. Can you imagine about this condition? :) But now, don't worry, Padang becomes a populer city in Sumatera land.

     Besides monuments earthquake in Padang there is also Adityawarman Museum. The museum was built to commemorate the heritage kingdoms in Minangkabau. In Adityawarman Museum, you can find everytype of Minangkabau's houses, everytype of Minangkabau's symbol, and everytype of traditional weapon.

      Bukit tinggi is a little city in West Sumatera. In there the weather was not too hot with an amazing view. One place that I like when in Puncak Lawang. From above, I can see the beauty of Lake Maninjau and parts of West Sumatra. 

     The typical foods of West Sumatra called Nasi Padang. Here rice mixed with a variety of spicy sauce with extra vegetables. If you are lovers of spicy food don”t worry, because every food in Padang is hot. And don't doubt about to lawful because the majority of the indigenous population in Padang are Muslims.

     I like Padang, I like a traditional market in Padang and my favourite food is boiled corn. Do you interest to travel in Padang? I have a lot of friends and family in Padang. I'm not Minangkabau people, I just little can to speak Minangkabau language, but I love Padang. I find my new family in Padang.

If you want go to Padang, I'll accompany with you..

     Or you can visit in Solo or Batam when you travelling to Indonesia.